Mengapa bangsa yang besar ini
tercecer jauh di belakang dari derap langkah kemajuan bangsa-bangsa lainnya?
Indonesia adalah negara terbesar
nomor empat di dunia, namun indeks kompetitifnya berada di nomor 54, dibawah
negara muda seperti Lithuania dan Azerbaijan. Indonesia juga punya predikat
sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, tetapi indeks persepsi korupsinya
berada di rangking 111, bahkan kalah dibawah negara Afrika, Djibouti dan Gabon.
Bukan hanya prestasi sepak bola
yang berjalan mundur, tapi juga dalam bidang ekonomi, kesejahteraan sosial dan
yang paling utama Pendidikan Masyarakat.
Indonesia saat ini bukan butuh
mobil murah, bukan butuh memperluas jalanan atau menambah jalan-jalan Tol.
Indonesia bukan hanya Jakarta!
Tak seberapa jauh dari Derap
Ibukota, hanya kisaran puluhan kilometer. Ditanah suburnya banyak anak yang
kurang menikmati Pendidikan. Masih dengan mahal nya pendidikan dan terbatasnya
pengetahuan. Minimnya sarana prasana untuk pendidikan apalagi hanya sekedar
taman bacaan.
Taman bacaan amat sangat penting
bagi anak-anak yang haus akan pengetahuan, ilmu-ilmu yang harus mereka pelajari
dan ketahui diluar pengetahuan yang diberikan oleh guru disekolah dan ibu-bapak
dirumah. Membaca buku-buku, di daerah yang koneksi internet masih sangat
langka. Terbatasnya informasi harus mereka dapatkan dari membaca buku. Bukan
menonton sinetron-sinetron tak mendidik.
Salah satu program pembangunan
pendidikan adalah program pengembangan budaya baca dan perpustakaan. Menurut
buku pedoman penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 9) Taman Bacaan
Masyarakat adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik
masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi
masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka
peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM.
Jauh dibelahan dunia lain,
tepatnya Austria. Fasilitas pendidikan dan kesehatan juga sangat memanjakan
warga Austria. Setiap bayi lahir akan mendapatkan tiga bulan tunjangan dari
pemerintah sampai 800 euro perbulannya (sekitar 11 juta rupiah). Jika tidak
seluruh orang tuanya bekerja, maka tunjangan itu akan diteruskan hingga usia
bayi 2 tahun. Anak-anak di Austria juga berhak mengenyam pendidikan dasar
GRATIS hingga berusia 18 tahun.
Mungkin Austria hanyalah satu
dari banyak negara Eropa yang menerapkan tanggung jawab akan kebutuhan mendasar
pada masyarakat secara penuh. Begitu sistematisnya manajemen dari
pemerintahnya.
Harusnya disetiap desa ada
fasilitas pendidikan yang mencukupi (pra-sekolah, sekolah dasar. Sekolah
menengah pertama, sekolah menengah atas, taman bacaan, dll).
Pendidikan adalah pemutus tali
kemiskinan, pendidikan adalah kebutuhan primer setiap manusia.
Berapa anggaran Negara yang di
Korupsi para pejabat-pejabat kita? Mungkin jika uangnya untuk taman bacaan,
banyak sudah taman bacaan yang ada di tiap-tiap desa yang jauh dari Ibukota.
Pemerintah dapat dikatakan
berhasil membangun proyek-proyek infrastruktur yang megah dan sukses secara
ekonomi tapi lupa mempersiapkan sistem pendidikan yang kompetitif dan efisien. Lupa mendidik generasi muda.
’’Tak ada negara terbelakang atau
miskin di dunia ini. Yang ada adalah negara yang tak terkelola dengan
baik’’-MAR.
Desa Galudra, September 2013.
doc. Pribadi
No comments:
Post a Comment