Wednesday, 18 September 2013

bukan butuh mobil murah tapi PENDIDIKAN MURAH

Mengapa bangsa yang besar ini tercecer jauh di belakang dari derap langkah kemajuan bangsa-bangsa lainnya?
Indonesia adalah negara terbesar nomor empat di dunia, namun indeks kompetitifnya berada di nomor 54, dibawah negara muda seperti Lithuania dan Azerbaijan. Indonesia juga punya predikat sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, tetapi indeks persepsi korupsinya berada di rangking 111, bahkan kalah dibawah negara Afrika, Djibouti dan Gabon.

Bukan hanya prestasi sepak bola yang berjalan mundur, tapi juga dalam bidang ekonomi, kesejahteraan sosial dan yang paling utama Pendidikan Masyarakat.
Indonesia saat ini bukan butuh mobil murah, bukan butuh memperluas jalanan atau menambah jalan-jalan Tol. Indonesia bukan hanya Jakarta!



Tak seberapa jauh dari Derap Ibukota, hanya kisaran puluhan kilometer. Ditanah suburnya banyak anak yang kurang menikmati Pendidikan. Masih dengan mahal nya pendidikan dan terbatasnya pengetahuan. Minimnya sarana prasana untuk pendidikan apalagi hanya sekedar taman bacaan.

Taman bacaan amat sangat penting bagi anak-anak yang haus akan pengetahuan, ilmu-ilmu yang harus mereka pelajari dan ketahui diluar pengetahuan yang diberikan oleh guru disekolah dan ibu-bapak dirumah. Membaca buku-buku, di daerah yang koneksi internet masih sangat langka. Terbatasnya informasi harus mereka dapatkan dari membaca buku. Bukan menonton sinetron-sinetron tak mendidik. 

Salah satu program pembangunan pendidikan adalah program pengembangan budaya baca dan perpustakaan. Menurut buku pedoman penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 9) Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan akses layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran seumur hidup dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar TBM.




Jauh dibelahan dunia lain, tepatnya Austria. Fasilitas pendidikan dan kesehatan juga sangat memanjakan warga Austria. Setiap bayi lahir akan mendapatkan tiga bulan tunjangan dari pemerintah sampai 800 euro perbulannya (sekitar 11 juta rupiah). Jika tidak seluruh orang tuanya bekerja, maka tunjangan itu akan diteruskan hingga usia bayi 2 tahun. Anak-anak di Austria juga berhak mengenyam pendidikan dasar GRATIS hingga berusia 18 tahun.
Mungkin Austria hanyalah satu dari banyak negara Eropa yang menerapkan tanggung jawab akan kebutuhan mendasar pada masyarakat secara penuh. Begitu sistematisnya manajemen dari pemerintahnya.
Harusnya disetiap desa ada fasilitas pendidikan yang mencukupi (pra-sekolah, sekolah dasar. Sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, taman bacaan, dll).

Pendidikan adalah pemutus tali kemiskinan, pendidikan adalah kebutuhan primer setiap manusia.
Berapa anggaran Negara yang di Korupsi para pejabat-pejabat kita? Mungkin jika uangnya untuk taman bacaan, banyak sudah taman bacaan yang ada di tiap-tiap desa yang jauh dari Ibukota.

Pemerintah dapat dikatakan berhasil membangun proyek-proyek infrastruktur yang megah dan sukses secara ekonomi tapi lupa mempersiapkan sistem pendidikan yang kompetitif dan efisien. Lupa mendidik generasi muda.


’’Tak ada negara terbelakang atau miskin di dunia ini. Yang ada adalah negara yang tak terkelola dengan baik’’-MAR.
Desa Galudra,   September 2013. 
doc. Pribadi

No comments:

Post a Comment