Monday 22 July 2013

bulan penuh berkah

Pertama hanya ingin mengucap syukur karena bisa bertemu kembali dengan bulan penuh berkah bulan penuh ampunan.

Bulan Ramadhan tahun ini aku lewati sendiri di tanah rantau.
Alhamdulillah..

Ada yang datang ada yang pergi, ada yang singgah sejenak lalu kembali pergi. Tidak ada yang tetap. Semua terus berjalan sesuai dengan sebagaimana jalannya. 

Hidup. Tak pernah tetap kadang  sedih kadang bahagia kadang  tak ada rasa.
Kamu bilang bahagia hanya bagaimana cara kita mensyukuri semua yang ada.
Bersyukur sekarang bisa cari uang sendiri, sedikit meringankan beban mama, bersyukur akhirnya bisa ikut PPL semester ini, bersyukur IP lumayan baik, bersyukur organisasi berjalan lancar, bersyukur ternyata masih ada orang-orang yang mencintai saya.  Dan lainnya yang tak cukup di gambarkan disini.

Terimaksih teruntuk beberapa orang yang belakangan ini sempat singgah sejenak, maaf tak bisa memberikan apa-apa. Bukan menutup diri atau bagaimana. Mungkin bukan di waktu yang tepat.
Karna bukan melulu cinta prioritas hidupku sekarang, masih nyaman dengan kesendirian. Masih nyaman dengan perasaan-perasaan. Bukan juga berarti aku belum bisa pindah ke lain hati. Bukan

Mencintai dalam diam, tak ada yang perlu dilisankan sekarang. Tidak munafik aku memang butuh orang lain. Tapi tidak sekarang..
Dan untuk kamu yang sudah bahagia, semoga kamu selalu bahagia.
Dan untuk yang pernah merasa tersakiti mohon maaf dan mari saling memaafkan.
Bulan penuh berkah, semoga kita semua mendapat berkah-Nya, semoga masih bisa bertemu di Ramadhan selanjutnya.
Tuhan jangan biarkan aku jauh-jauh dariMu , dekatkan aku ..

Monday 1 July 2013

seakan-akan kau yang paling menderita


Belakangan ini sibuk membaca membaca dan membaca
Hobby saya yang baru ketika sepi dan mendung melanda lebih baik membaca. Karya-karya Pramoedya Ananta Toer dan Budi Darma belakangan ini akrab mewarnai hari-hari. 

Banyak berbicara pada diri sendiri ketika membaca, refleksi diri. Kadang berhenti beberapa saat ketika seakan-akan melihat diri sendiri.
Sebagai pemuda penerus mimpi apa yang sudah saya berikan dan apa yang akan saya berikan untuk tanah tercinta. Ketika belakangan saya hanya bisa mengeluh tentang cinta, tentang cinta di media sosial seakan-akan saya yang paling menderita. 


Memang wajar manusia tidak akan lepas dari kisah cinta, problematika percintaan. Tapi memang harusnya malu jiwa muda cita-cita setinggi angkasa tapi hanya mengeluh tentang cinta melulu.
Ketika para pemimpin sibuk dengan korupsi dan pencitraan diri, yang lain sibuk protes dan yang muda sibuk bercinta. Semakin hari terus menerus seperti itu.

Dari pagi ke pagi televisi menyuguhkan kekerasan serta drama tak mendidik, suguhan inspiratif dan mendidik pun semakin sedikit. Apa yang harus diharapkan? Berita-berita tentang anak bangsa berprestasi pun akan kalah dengan berita-berita kekerasan berita korupsi. Sudah menjadi budaya kah ?
Malah baru-baru ini ada ormas yang mewakili salah satu agama yang bertindak tidak pantas dan terus dipertontonkan. Akh!’

Sudahlah, mari membaca lagi ..