Sunday 23 June 2013

akademik menguras hati, pikiran, tenaga.

sedih lagi-lagi sedih, duh ! sedih melulu kik.

tapi ini bukan masalah percintaan, jodoh atau apapun lah itu namanya. sedih pusing bingung sama akademik mungkin lebih maksimal sedih nya saat ini. 
gagal PPL akh! stresssssssssssssssssssssss..
gak tau mau bilang apa lagi, bingung. gimana ini ? mau kapan lulus kik kalo tahun ini gak jadi PPL ? kesel banget sumpah ini maksimal banget.

akademik menguras otak, mau sampe kapan lulus? mau kapan pake toga ? mau kapan ke papua nya ? 
ancur udah ancur! karna kurang 2sks doang ? 

selamat buat kalian yang PPL semester ini, selamat pakai toga duluan deh.. selamat ;(

Sunday 16 June 2013

selamat ulang tahun kota Bandar Lampung

Selamat ulang tahun kota Bandar Lampung yang  ke 331 tahun.
Kota ini tempat dimana saya dilahirkan dan dibesarkan, kota tapis berseri . Kota dengan beragam suku, bangsa dan agama. Kota dengan segala kesederhanaannya yang selalu saya rindukan ketika jauh. 


Tepat sekali ketika saya pulang untuk berlibur, kota ini berulang tahun. Tak jauh berbeda pemandangan kota ini. Hanya sedikit ramai akan baliho-baliho para calon-calon gubernur provinsi lampung. Juga banyak terpampang wajah-wajah suami-istri walikota.
Sedikit narsis menurut saya, hampir disetiap pinggir jalan terpampang poto suami-istri ini. Tentang program sekolah dan biaya kesehatan gratis katanya, bagus memang program pak walikota ini. Tapi apa begitu pentingkah wajah anda di pampangkan disitu ? menurut saya itu tugas anda, hak-hak masyarakat dan amanah yang diberikan kepada anda bapak walikota Bandar lampung tercinta. Bukan kah masyarakat butuh bukti nyata, bukan promosi diri karena anda ingin pula mencalonkan diri menjadi gubernur Lampung? 

Menurut saya, tanpa adanya promosi berlebihan yang bapak dan ibu lakukan, masyarakat akan menilai dengan sendiri nya apabila ada perubahan lebih baik dan cukup berarti untuk kota tercinta kita ini.
Terlihat jauh lebih rapih memang kota ini sekarang, dengan tidak adanya pkl-pkl yang berjualan disembarang tempat, dengan trotoar-trotoar jalan yang bagus walaupun dengan warna yang AGAK mencolok dan kurang memperhatikan sisi aksesibillitas untuk masyarakat-masyarakat berkebutuhan khusus. Kemudian untuk masalah pembangunan flyover yang menurut saya pribadi terlalu serakah, alangkah baik nya dibangun satu-satu, diselesaikan satu-satu agar tidak menimbulkan kemacetan dimana-mana. 

Mengkritik memang jauh lebih mudah dibanding melaksanakannya, mengkritik jauh lebih mudah dibanding menerima kritik, ya tapi apapun kita siapapun kita tak ada salahnya menerima kritik untuk membangun yang lebih baik.
Jadilah pemimpin yang amanah,jujur, adil, merakyat, mengedepankan kepentingan masyarakatmu dibanding kepentingan pribadi. membuat lampung menjadi kota yang jauh lebih baik.

Selamat ulang tahun kota tercinta, semoga engkau lebih ramah, lebih cantik, lebih dikenal.




Monday 3 June 2013

desa Galudra namanya.

Desa Galudra, Cianjur Jawa Barat.







akhir bulan mei dan awal juni, desa Galudra terletak dibawah kaki gunung agung. Desa dengan tanah yang subur dan masyarakat yang sangat ramah.
PKL 1 Sekolah Politik Kerakyatan angkatan 8 dilaksanakan di desa ini. 

tinggal beberapa malam, dengan orang tua angkat, bapak dan ibu dengan 3 orang anak. Anak pertama si bapak sudah berumur 20th dan saat ini meiliki satu anak, anak kedua berumur 17th saat ini bekerja sebagai ojek motor pengantar pupuk, dan anak terakhir bapak bernama ayi, saat ini duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar.

Keluarga angkat baru, keluarga yang hidup dengan sederhana (bahkan dapat dikatakan kurang mampu) tapi bahagia. Suasana hangat didalam keluarga jelas terasa saat semua anggota keluarga yang selalu duduk untuk makan bersama, walau dengan lauk nasi pakai lauk cabai, walau duduk hanya beralas bambu. Apa adanya tapi bahagia.

Bapak bilang untuk apa bisa makan dengan lauk daging tapi hati tidak tenang, untuk apa memasukan makanan haram kedalam perut. tidak apa makan pakai cabai yang penting halal dan baik, diridhoi Allah.

entah kenapa rindu akan keluarga sedikit terobati disini, bangun jam setengah 5 pagi, ambil air wudhu (air disini dingin seperti air es brrr..). 



setelah selesai sholat semua anggota keluarga beserta aku diajak untuk sarapan pagi. Si bapak mengajak aku untuk ikut mencari kayu bakar ke hutan dan menemainiya berkebun. 




umur bapak hampir setengah abad, tapi entah kenapa tenaga nya begitu kuat, jelas terlihat dia sosok yang sangat menyayangi anak-anak dan istrinya. Bapak bilang ia ingin sekali si bungsu bisa melanjutkan pendidikan hingga sarjana (seperti aku katanya).


mayoritas masyarakat di desa ini hanya lulusan sekolah dasar, kenapa ? karna jarak sekolah yang terlalu jauh pertama, kemudian biaya sekolah yang mereka tidak mampu untuk membayarnya, memang sekolah saat ini gratis tapi buku dan alat-alat sekolah lainnya harus dibeli dengan uang. 

anak-anak perempuan pun lantas dinikahkan setelah umur mereka 15tahun, miris ? Jelas.

Desa Galudra yang indah dengan segala keramahan masyarakatnya, perjuangan mereka untuk hidup. naik turun gunung jadi aktivitas sehari-hari. Kerja keras dengan pendapatan yang berbanding terbalik dengan keringat yang dikucurkan. 

Pendidikan bukan kah salah satu pemutus tali kemiskinan ? Bagaimana bisa mendapatkan hidup yang layak, mereka mengelola perkebunan-perkebunan para pengusaha kaya di kota, upah minim seadaanya. Untuk makan saja kurang apalagi harus menanggung biaya pendidikan yang mahal.

disatu desa ini hanya punya satu Sarjana. Bayangkan ?
sebenarnya masih banyak yang harus diceritakan di tentang desa ini, tapi biarlah akan dikenang, dipelajari, di ingat. Bapak terimaksih, terimakasih sudah memebri saya pelajaran berharga dan tumpangan hidup beberpa malam dirumah hangat mu.

Terimkasih Galudra desa indah dibawah kaki gunung agung, banyak sekali pelajaran hidup disana, Ya Allah aku bersyurkur atas segala nikmat yang kau beri hingga saat ini. 



(surau kami, desa Galudra)